Hingga saat ini seks anal masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Namun tak bisa ditampik bahwa aktivitas seks yang dilakukan lewat lubang anus ini menjadi sesuatu yang populer dan menantang untuk dilakukan. 

 

Perlu dicatat bahwa di balik kepopuleran dan tantangannya, seks anal adalah aktivitas seksual yang sangat berisiko dibandingkan dengan seks pada umumnya. Ketahui apa saja risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, yang akan dibahas berikut ini. 

 

Seks anal adalah segala sesuatu aktivitas seksual yang melibatkan anus. Tidak selalu berarti penetrasi dengan penis, menggunakan mainan seks, jari, atau lidah sudah berarti melakukan aktivitas seks anal. 

 

Seks anal menjadi salah satu aktivitas yang menantang dilakukan, karena banyaknya mitos yang tersebar mengenai aktivitas seks ini. Di antaranya adalah seks anal tidak menyebabkan kehamilan, dan seks anal tidak menularkan penyakit seksual. Faktanya, semua hal tersebut hanyalah mitos, karena melalui seks anal Anda juga tetap bisa membuat Anda hamil dan juga tertular penyakit seksual. 

 

Baca Juga: Jenis Penyakit yang Menular Melalui Seks Oral

 

Seks anal adalah aktivitas seksual yang tidak biasa, karena penetrasi dilakukan melalui lubang anus, yang semestinya menjadi lubang keluarnya sisa kotoran dari limbah makanan.

 

Seks anal tidak akan membuat anus menjadi kendor, namun sangat berisiko membuatnya robek karena kulit di sekitar anus sangatlah tipis, lembut dan kencang. 

 

Rasa sakit dan ketidaknyamanan selama aktivitas seks anal dilakukan sangatlah mungkin terjadi. Selain itu, pendarahan adalah hal yang juga umum dialami. 

 

Adapun risiko yang perlu diwaspadai saat mempraktekkan seks anal di antaranya: 

 

Penetrasi melalui anus memiliki risiko sama besar tertular penyakit menular seksual seperti penetrasi lewat vagina. Bahkan dikatakan bahwa seks anal memiliki risiko paling tinggi dalam menularkan dan tertular HIV dibandingkan aktivitas seksual lainnya.

 

Selain HIV, gonore, chlamydia, dan herpes juga bisa menular melalui aktivitas seks anal. Untuk menurunkan risiko tertular dan menulari, maka sebaiknya gunakan kondom dengan benar, menggunakan gel pelumas, serta memeriksakan diri secara rutin terkait penyakit menular seksual apabila Anda aktif secara seksual. 

 

Fisura ani atau robeknya jaringan tipis yang melapisi anus yang bisa terjadi ketika mengeluarkan tinja keras atau saat buang air besar. Hal yang sama juga bisa terjadi dalam aktivitas seks anal. Robeknya jaringan ini dapat menyebabkan rasa sakit dan pendarahan, yang juga memungkinkan terjadinya kejang pada otot di ujung anus. 

 

Fisura ani biasanya bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu, untuk mempercepat penyembuhannya maka sebaiknya tidak melakukan aktivitas seks anal di waktu yang berdekatan. Bila perlu, Anda juga mungkin harus minum obat untuk melunakkan tinja karena tinja yang keras dapat memicu iritasi lebih lanjut. 

 

Baca Juga: Penyakit Fisura Ani - Definisi, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksana | AI Care (ai-care.id)

 

Perforasi usus besar akibat seks anal jarang terjadi, namun bukan berarti tidak mungkin terjadi. Jika ini terjadi, maka Anda akan mengalami pendarahan parah dan rasa sakit di perut yang sangat parah. Anda harus segera memeriksakan diri ke instalasi gawat darurat apabila hal ini terjadi. 

 

Seks anal mungkin tidak cocok dilakukan oleh semua pasangan. Bila memang pasangan Anda menginginkan dan Anda tidak nyaman dengan hal itu, maka sebaiknya ungkapkan rasa tidak nyaman tersebut. Pertimbangan risiko juga bisa menjadi alasan untuk tidak mempraktekkan seks anal, karena bagaimanapun kesehatan adalah yang utama. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!